Senin, 13 Juni 2011

MENGUKUR KEPERKASAAN PRIA DARI HEMBUSAN NAFASNYA

assikalaibineng secara harfiah berarti cara berhubungan suami istri ...
akar kata serupa juga dipakai masyarakat petani sawah di awal masa tanam ...
karena padi dan sawah diibaratkan istri ,,,
maka suamilah diberi otoritas untuk menggarap dan menanam ...
karena ajaran lahir di masa kuatnya paternalistik dan belum ada gerakan persamaan gender ,,,
makanya ajaran Kitab Persetubuhan Bugis ini lebih banyak ditujukan kepada suami ...
Kitab ini paham betul emosi perempuan dan karena perasaan malunya mereka amat jarang menjadi inisiator ...
inilah yang sekaligus menjelaskan mengapa ilmu tarekat atau tasawuf seks ala Bugis ini diajarkan terbatas ke calon mempelai pria ,,,
memilih momentum beberapa hari sebelum akad nikah ...
setelah pengetahuan mandi ,,,
berwudu dan salat sunah lalu tafakur bersama yang disebut nikah batin ,,,
maka sampailah pada tahapan lelaku praktis ,,,
cumbu rayu ,,, penetrasi dan masa pasca berhubungan ...
karena konsep Assikalaibineg mengedepankan ideologi dan tata krama ,,,
disarankan agar sebelum aktivitas penetrasi dimulai dilakukan dalam satu sarung ,,,
atau kain tertutup ataupun kelambu ...

di lingkungan Masyarakat Bugis ,,,
seperti dikemukakan Christian Pelras dalam bukunya Manusia Bugis
(Oxford: Blackwell, 2006)
memang memiliki sarung khusus yang bisa memuat sepasang suami istri ...
sarung jenis ini tentu sangat susah didapat di pasar-pasar sandang kebanyakan ...
namun selimut bisa menjadi alternatif ...
buku ini menggunakan istilah makkarawa (meraba) dan manyyonyo (mencium) untuk tahap foreplay ...

ini dengan asumusi pihak pria sudah mengetahui 12 titik rangsangan dan rangkaian doa (paddoangeng) ...
meraba lengan adalah titik pertama yang disarankan
dikarawa ,,,
sebelum meraba atau mencium titi-titik lainnya ...
pele lima (telapak tangan) ,,,
sadang (dagu) ,,,
edda’ (pangkal leher) ,,,
cekkong (tengkuk) adalah
sejumlah titik yang dalam buku ini direkomendasikan di-karawa dan dinyoyyo di tahap awal foreplay ...
setelah bagian badan tubuh ,,,
mulailah masuk di sekitar muka ...
titik “rawan” istri dibagian ini disebutkan; buwung (ubun-ubun) ,,,
dacculing (daun telinga) ,,,
lawa enning (perantara kening dia atas hidung) ,,,
lalu inge (bagian depan hidung) ...
di titik ini juga disebutkan ,,,
tahapan di bagian badan sebelum penetrasi langsung adalah pangolo (buah dada) dan posi (pusar) ...
dalam foreplay berupa makkarawa dan manyonyyo ini ,,,
di buku menyarankan tetap tenang dan mengatur irama naffaseng (nafas) ...
karena kitab persetubuhan ini sangat dipengaruhi oleh ajaran fiqhi al’ jima atau ajaran berhubungan seks suami istri dalam syariat Islam ,,,
maka proses menahan nafas itu direkomendasikan dengan melafalkan dzikir dan menyatukan ingatan kepada Allah Taala ...
apakah melafalkan dzikir itu
bersuara ???
tentulah tidak ...
dzikir dan doa dalam bahasa Bugis itu dilafalkan dalam hati ...
dalam komentar penulis buku ini menyebutkan bahwa ejakuliasi dini oleh pria banyak terjadi karena pikiran suami terlalu fokus ke pelampiasan untuk mencapai klimaks ...
perlu diketahui ,,,
seperti ajaran agama Islam ,,,
kitab Assikalaibineng bukan seperti buku-buku lain yang mengajarkan gaya dan teknis bersenggama dan melampiaskan nafsu belaka ...
layaknya ibadah ,,,
inti dari ajaran Assikalibineng adalah mengelola nafsu birahi ke arah yang lebih positif dan bermanfaat secara spiritualitas ...
bukankah seperti kata Nabi
Muhammad SAW usai memenangkan Perang Badar kepada sahabatnya yang bersuka diperi peringatan bahwa ;
Perang Badar belum ada apa-apanya ...
Perang terbesar manusia Muslim adalah bagaimana menahan hawa nafsu ...
dan nafsu yang amat sulit ditahan oleh manusia secara pribadi adalah nafsu birahi setelah nafsu ammarah (emosi kejiwaan) ...
di bagian lanjutan tulisan ini ,,,
nantinya akan mengulas beberapa lafalan teknik menahan nafas ...
namun bagian lain halaman buku itu juga diberikan tips parktis untuk mengetahui apakah seorang suami siap berhubungan seks atau tidak ???
maka disarankan bagi pria untuk mengangkat tangan kirinya ,,,
lalu menghembuskan nafas dari hidung ...
jika nafas yang keluar dari lubang hidung kanan lebih kuat berhembus ,,,
maka pertanda kejantanan yang bangkit ...
namun jika hembusan dari
lubang kiri lebih kuat ,,,
maka sebaiknya sang suami menunda lebih dulu (hal 141).
dalam keyakinan kebatinan Bugis ,,,
nafas hidung yang lemah dan kuat berkaitan langsung dengan ilmu kelaki-lakian atau kejantanan seorang pria ...

sejak Juli 2007 aku mulai mendalami ilmu kebatinan ataupun tasawwuf ,,,
mempelajari dan mengkaji ilmu batin dan juga tasawwuf ...
dan secara konsep dan juga teori aku sedikit mengerti ,,,
tinggal prakteknya aja lagi ...
hehehe :-D
banyak guru-guru yang aku tempati belajar menganjurkan aku untuk menikah agar tidak hanya memahami ajaran ini ,,,
tapi juga merasakannya sendiri ...
buwehehehe :-D
karena faktor usia masih sangat muda (20/21 tahun) ,,,
jadi belajar teori tak masalah sebagai bekal di hari esok aja dach ...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar